Dinding Kenikmatan
Dinding kenikmatan merupakan tempat terpuruk. Mondar – mandir pada kenikmatan hidup, berfoya, ria, gembira. Tanpa pernah tahu dan tanpa pernah merasa bagaimana kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Dinding kenikmatan membuat kita tak pandai bersyukur. Dalam lingkup kecil aku ingin menggambarkan diriku sendiri. Keseharianku berada ditempat ini, salah satu dinding kenikmatan. Tempatku tidur dan makan. Yah dinding kenikmatan sungguh tepat disini. Bagaimana jika dinding-dinding ini hancur, tak ada lagi tempat untuk tertidur. Tak ada lagi tempatku makan dengan santainya. Bagaimana jika aku harus mencari-cari tempat tidur dan makan? Langit! Hemm..bagaimana mungkin aku bisa tidur di langit. Sesuatu yang sangat mustahil. Kecuali langit atapnya rumah mewah. Kecuali langit trotoar jalan raya. Kusebut saja langit, karena panjangnya jalan ini, tak mampu aku mengukurnya. Mungkin setara dengan langit. Sampai ke pelosok negri sana. Itu yang terlintas dipikiranku. Anak kec