Skip to main content

Pasar Sambu, Beberapa Pedagang Enggan Relokasi



Bulan Februari lalu, Pemerintah Kota Medan memberikan surat edaran relokasi kepada para pedagang di jalan Soetomo. Hingga saat ini para pedagang disana tampak sepi. Kini, hanya beberapa pedagang yang masih menetap.
 
Pasar Sambu merupakan pasar tradisional yang sudah lama didirikan. Awalnya tempat ini merupakan terminal angkutan umum yang menjadi tempat tongkrongan para supir. Namun, kini setelah terbentuk terminal Amplas, tempat ini dijadikan pasar atau yang biasa dikenal dengan Pajak Sambu.

Pajak Sambu ini tediri dari aneka macam dagangan. Mulai dari sayuran, pakaian, tas, sepatu baik monza maupun baru dijual di tempat ini. Pajak Sambu sudah lama dikenal masyarakat. Namun, aneka dagangan tersebut menjadikan tempat ini kumuh, serta letaknya yang berada di pusat kota menyebabkan arus lalu lintas mengalami kemacetan, terutama yang terletak di jalan Soetomo.                                  

Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah kota Medan untuk merelokasi para pedagang. Mereka yang berdagang di pinggir jalan diharuskan pindah ke tempat yang layak dan berizin resmi. Seperti yang diungkapka Surya, salah satu staf Perusahaan Daerah (PD) Pasar saat ditemui pada hari Selasa (14/4). Ia menjelaskan bahwa Pemerintah sudah memberikan surat edaran kepada para pedagang untuk relokasi. Ia juga mengatakan bahwa relokasi tidak ditetapkan di Pasar Induk yang berada di Tuntungan. Namun, itu semua terserah pedagang mau pindah kemana. Tempat sudah disediakan. Ada banyak tempat disini, seperti sukarame, belawan, dan sebagainya.

Keberadaan tempat yang sudah melekat dimasyarakat menjadikan pedagang tidak ingin pindah. Ibu Purba misalnya, ia tidak mau jika relokasi. Menurutnya Pajak Sambu sudah lama dikenal orang, jadi orang tahunya disini dan akan mudah mendapatkan pelanggan. Lain halnya dengan teman Ibu Purba yang telah melakukan relokasi ke Semalingkar. Hal tersebut karena dekat dengan tempat tinggalnya. Sedangkan Ibu Purba yang tinggal di Gaperta, menurutnya akan jauh untuk ke Semalingkar. Jika dari Sambu ke rumahnya yang berada di jalan Gaperta masih dekat. Ia pun enggan untuk relokasi. 

Ibu Lubis, salah satu pedagang pakaian monza menyatakan bahwa tempat dagangan yang mau di pindah yaitu di Seram, disini gak dan belum tahu, jawabnya sambil memalingkan wajah.

Keinginan Pemko Medan mewujudkan kota Medan yang Indah dan bersih salah satunya ialah lokasi yang berada di Sambu. Surya menjelaskan, "Kita maunya kan pusat kota ini indah dan bersih, itu kan juga nanti untuk anak cucu kita. Kalau mereka tidak mau pindah disebabkan karena jauh, mahal itu bukan alasan. Pembeli juga sudah kita arahkan kesana.
Sampai saat ini para pedagang yang sudah relokasi sekitar 80 persen. Surat edaran tersebut pertama kali di beri sejak lima tahun yang lalu, dan kini kembali diberikan. Namun, untuk pedagang yang masih menetap, diberi waktu 3x 24 jam, sampai malam kamis nanti" tutupnya.


..........
behind the scene ehe
Sebenernya ini tulisanku untuk JMC. Aku merasakan sehari jadi wartawan. Pagi, sekitar pukul 8.30 aku berkeliaran sendiri di Pajak Sambu. Membujuk Ibu-ibu untuk menjawab tanya-tanyaku. Bercerita dengan bapak-bapak diwarung makan, sampai akhirnya aku dibolehin masuk di Ruang PD Sambu. walau hamapir diusir karena tak memiiki surat izin.
Wow sungguh bener-bener dikejar deadline siang nanti.

Comments

Popular posts from this blog

Reuni SDN 013873

Reuni SDN 013873 Lebaran ke empat tepatnya pada hari Minggu, 11 Agustus 2013 adalah hari yang ditunggu bagi teman-teman alumni sdn 013873 angkatan 2005. Termasuk Aku,  salah satu orang  yang mengharapkan cepat datangnya hari itu. Pelaksanaaan reuni ini dilaksanakan dirumahku. Sekitar pukul 02.00 siang mereka telah tiba di rumah. Acara pun berlangsung hingga pukul 06.00 sore.Setelah dari rumah, kami pergi ke kolam gunung bayu, menghabiskan jajanan ringan sambil menikmati pemandangan sekitar serta orang lalu lalang, menghabiskan canda tawa bersama waktu yang berjalan mengiringi sekitar satu jam, menambah ukhwah, membuat hubungan diantara sesama semakin dekat. Kemudian dilanjutkan ke SDN tercinta, mengenang saat upacara dulu, membersihkan toilet bagi yang terlambat. Wah begitu banyak deh kisah-kisah yang lucu dan menarik. Kebersamaan ini pun tumbuh kembali setelah 8 tahun berlalu. Dari mulai cewek-cewek yang semakin cantik dan anggun: Dari A-Z yaa.... Ama Marini (...

Antusiasme?

Sengau saka gelimpa menerpa sekujur tubuh, menggelimang di antara sel-sel saraf, mengingatkan kembali akan masa itu. Lelah sudah perjalanan ini. Berhari-hari, berbulan-bulan hingga bertahun aku masih tetap seperti ini. Emas itu seakan berada di ujung langit terbang bersama angin dan bersembunyi di balik pelangi. Langkahku ini berat sekali, tak usai hingga saat ini. Aku masih terpaku pada satu kondisi tertentu. Tak mampu melewati jalanan panjang dan berliku. “Antusiasme” Mungkin itu adalah jawaban yang di nanti saat ini. Mungkin juga itu adalah palu pembuka paku pikiranku. Ya..mungkin saja. Namun sampai dimanakah antusiasme itu? Apakah hanya sebuah cerita singkat yang singgah di telinga? Penumbuh motivasi sementara? Dimana letak antusiasme itu? .... Pelajaran saat ini menumpuk di meja belajarku. Buku-buku telah mengantri untuk dibaca. Telah lebih dari 15 tahun yang lalu aku melakukannya. Tak ada kata bosan, ini adalah peraturan. Aku terus melakukannya meski ada rasa keterpa...

Tentang Air Mata

Air mata terlahir dari sebuah zat yang berada jauh tak terlihat. Dibalik pandangan tersimpan air mengalir di dalam raga. Begitu sucinya ia berada disana. Ingin aku menempuhnya, menjadi bagian di dalam naungannya. Ia datang disaat – saat yang mengharukan, menyedihkan, dan menyenangkan. Ia adalah sebuah zat yang hadir dengan perasaan mendalam. Air mata mampu membersihkan hati yang terluka, air mata meredakan jiwa yang lelah, air mata membuat aku jatuh cinta padanya. air mata bekerjasama dengan jiwa dan raga. . Air mata merupakan sebuah tempat ku bercurhat. Mengungkapkan semua rasa padanya. Rasa yang benar-benar aku tak sanggun menyimpannya. Rasa yang tak terbatas. Kadang aku tak kuasa untuk menahannya, tapi air mata datang dengan sendirinya. Saat aku menangis, mimikku tampak dan jiwaku hanyut dalam satu rasa yang erat tak terlihat begitu kuat. Terimaksih air mata, kau mampumembersihkannya hingga aku legaa..