Mengenangmu, Bu
Waktu semakin asing untuk diketahui
Dan kau semakin jauh dalam sapa
Ibu, berita tentang kepergianmu adalah hal yang tak pernah sedetik pun terlintas dibenakku. Sungguh hal yang sangat mengejutkan bagiku ketika waktu menyatakan suaranya. Meski sakit yang telah lama menyertaimu, hal itu tak menyadarkanku bahwa akan menjadi seperti ini. Satu hal yang selalu terfikirkan olehku dan juga mungkin orang-orang terdekatmu adalah engkau sembuh dan bisa jalan lagi seperti dulu, bu.
Ibu, ada banyak hal yang engkau beri dan ada banyak hal yang belum kupenuhi. Atas harapan-harapan yang masih dalam pemikiran. Motivasi yang kau hantarkan insya Allah kan selalu ku ingat. Engkau adalah sosok wanita yang sangat baik, ceria, dan penuh kasih. Walau aku adalah anak asing yang sebatas singgah dalam hidupmu, namun kasihmu tak kenal pandang.
Ingatkah bu, saat aku di Medan, jarak yang jauh itu membuat kita sangat dekat dalam berbagi kegiatan sehari-hari. Saat ini kau semakin jauh, sangat jauh. Jauh dalam sapa, dalam nyata, bahkan dalam maya. Semoga jarak yang sangat jauh itu dapat mendekatkan kita dalam do'a.
Engkau yang insya Allah bahagia disana, bahkan memotivasiku pada saat-saat terakhirmu. Mampukah aku seperti mu? Mengucapkan syahadat saat azal menjemput. Engkau yang dalam hidup mengajarkan bagaimana bersabar, ikhlas, maupun berbagi. Sungguh istimewa.
Ibu, aku ingin merangkai kata lagi. Seperti janjiku pada diri sendiri untuk menerbitkan sebuah buku puisi. Puisi-puisi dan cerita tentang mu masih tersimpan dalam folderku. Maaf kan aku yang tahun ini (2019) belum mengirimkan special kata untuk mu. Aku ingin salah satu puisi tentangmu ada dalam lembar buku.
Aku cukup menikmati masa denganmu bu. Aku sangat bersyukur saat mendapat kesempatan untuk menemanimu berobat. Walau hanya satu bulan lebih dan hanya sepulang kerja, berbagai kisah dan momen kita lalui. Bertemu dengan teman mu, proses berobat, maupun pengalaman dan obrolan selama diperjalanan. Dan semakin banyak hal-hal yang terlintas tentangmu. Semoga kepada keluarga yang engkau tinggalkan, yang selalu ada dalam setiap hari-hari mu dapat bersabar dan ikhlas atas kepergianmu. Aamiin
-----------------
Dan kau semakin jauh dalam sapa
Ibu, berita tentang kepergianmu adalah hal yang tak pernah sedetik pun terlintas dibenakku. Sungguh hal yang sangat mengejutkan bagiku ketika waktu menyatakan suaranya. Meski sakit yang telah lama menyertaimu, hal itu tak menyadarkanku bahwa akan menjadi seperti ini. Satu hal yang selalu terfikirkan olehku dan juga mungkin orang-orang terdekatmu adalah engkau sembuh dan bisa jalan lagi seperti dulu, bu.
Ibu, ada banyak hal yang engkau beri dan ada banyak hal yang belum kupenuhi. Atas harapan-harapan yang masih dalam pemikiran. Motivasi yang kau hantarkan insya Allah kan selalu ku ingat. Engkau adalah sosok wanita yang sangat baik, ceria, dan penuh kasih. Walau aku adalah anak asing yang sebatas singgah dalam hidupmu, namun kasihmu tak kenal pandang.
Ingatkah bu, saat aku di Medan, jarak yang jauh itu membuat kita sangat dekat dalam berbagi kegiatan sehari-hari. Saat ini kau semakin jauh, sangat jauh. Jauh dalam sapa, dalam nyata, bahkan dalam maya. Semoga jarak yang sangat jauh itu dapat mendekatkan kita dalam do'a.
Engkau yang insya Allah bahagia disana, bahkan memotivasiku pada saat-saat terakhirmu. Mampukah aku seperti mu? Mengucapkan syahadat saat azal menjemput. Engkau yang dalam hidup mengajarkan bagaimana bersabar, ikhlas, maupun berbagi. Sungguh istimewa.
Ibu, aku ingin merangkai kata lagi. Seperti janjiku pada diri sendiri untuk menerbitkan sebuah buku puisi. Puisi-puisi dan cerita tentang mu masih tersimpan dalam folderku. Maaf kan aku yang tahun ini (2019) belum mengirimkan special kata untuk mu. Aku ingin salah satu puisi tentangmu ada dalam lembar buku.
Aku cukup menikmati masa denganmu bu. Aku sangat bersyukur saat mendapat kesempatan untuk menemanimu berobat. Walau hanya satu bulan lebih dan hanya sepulang kerja, berbagai kisah dan momen kita lalui. Bertemu dengan teman mu, proses berobat, maupun pengalaman dan obrolan selama diperjalanan. Dan semakin banyak hal-hal yang terlintas tentangmu. Semoga kepada keluarga yang engkau tinggalkan, yang selalu ada dalam setiap hari-hari mu dapat bersabar dan ikhlas atas kepergianmu. Aamiin
27 Maret 2017
Seperti pagi yang ingin
berterima kasih pada matahari karena masih menyalakan cahayanya.
Seperti kemarau yang ingin berterima kasih pada hujan karena masih mengirimkan basahnya.
Ibu aku ingin berterima kasih kepadamu, yang masih merajut kasih pada setiap lembar hari.
Pada setiap suka dan sedih yang dijalani maupun yang tercipta sendiri.
Seperti kemarau yang ingin berterima kasih pada hujan karena masih mengirimkan basahnya.
Ibu aku ingin berterima kasih kepadamu, yang masih merajut kasih pada setiap lembar hari.
Pada setiap suka dan sedih yang dijalani maupun yang tercipta sendiri.
27
Maret 2018
Kita sering alpa pada arti
dari pertemuan.
Sementara ia hadir untuk menata ruang-ruang kesepian.
Dari ketidaktahuan, dari keterasingan, dan dari kasih sayang yang bergantian.
Sementara ia hadir untuk menata ruang-ruang kesepian.
Dari ketidaktahuan, dari keterasingan, dan dari kasih sayang yang bergantian.
Disebagian perjalanan
kehidupanku, telah hadir sosok mu sebagai pengganti dari kasih sayang yang
berjauhan.
Allah menitipkannya kepada Mu, bu.
Pada hari ini, daku ucapkan Selamat Ulang Tahun, Ibu.
Semoga Pajang Umur dan Sehat Selalu. Semoga Allah memberkahi pada hari-hari yang sedang Ibu jalani. Aamiin.
Allah menitipkannya kepada Mu, bu.
Pada hari ini, daku ucapkan Selamat Ulang Tahun, Ibu.
Semoga Pajang Umur dan Sehat Selalu. Semoga Allah memberkahi pada hari-hari yang sedang Ibu jalani. Aamiin.
-----------------
Comments
Post a Comment