Di Kota Malang, aku banyak menemukan hal baru. Aku harap ini bukanlah tempat pelarian hati yang dibiarkan. Bukan juga tempat membuang segala angan dan kenangan. Sebab hati pernah erat menujumu, hanya karena entah yang dibiarkan menganga, dan dingin yang dibiarkan mengalir, apakah memang hanya sebatas ingin? Selama aku disini kita tak pernah bertegur sapa. Apakah kah kau memang tak pernah ingin dianggap ada? Kita yang pernah berbagi rasa, kini hanya sebuah kata-kata, yang membingkai bahagia lewat raut wajah.
Waktu semakin asing untuk diketahui Dan kau semakin jauh dalam sapa Ibu, berita tentang kepergianmu adalah hal yang tak pernah sedetik pun terlintas dibenakku. Sungguh hal yang sangat mengejutkan bagiku ketika waktu menyatakan suaranya. Meski sakit yang telah lama menyertaimu, hal itu tak menyadarkanku bahwa akan menjadi seperti ini. Satu hal yang selalu terfikirkan olehku dan juga mungkin orang-orang terdekatmu adalah engkau sembuh dan bisa jalan lagi seperti dulu, bu. Ibu, ada banyak hal yang engkau beri dan ada banyak hal yang belum kupenuhi. Atas harapan-harapan yang masih dalam pemikiran. Motivasi yang kau hantarkan insya Allah kan selalu ku ingat. Engkau adalah sosok wanita yang sangat baik, ceria, dan penuh kasih. Walau aku adalah anak asing yang sebatas singgah dalam hidupmu, namun kasihmu tak kenal pandang. Ingatkah bu, saat aku di Medan, jarak yang jauh itu membuat kita sangat dekat dalam berbagi kegiatan sehari-hari. Saat ini kau semakin jauh, sangat jauh. Jauh d...