Mural, Gubrakan Baru Populerkan Seni
Diurnarii Publisher (Bagus Prakasa)
Seni mural masih dapat dikatakan
keahlian baru di kota Medan. Minimnya informasi tentang seni lukis di media
dinding ini menjadi salah satu alasan kurang dikenalnya mural. Selain itu,
keberadaan seni lukis serupa yang jauh lebih diketahui keberadaannya oleh
masyarakat kota Medan, seperti graffity, juga
menjadi faktor pendukung. Di Medan sendiri, hanya beberapa kalangan saja yang
mengetahui keberadaan mural ini.
Ade Radinal Siregar, mahasiswa D-3 Metrologi
FMIPA Universitas Sumatera Utara, tampil dengan membawa karya muralnya. Melalui
keberanian dan semangat yang dimilikinya, Ade memberikan ornamen indah dalam
arsitektur dinding beberapa tempat. Hasil liukkan kuasnya memberikan warna
tersendiri bagi keindahan eksterior dan interior ruangan. Mulai dari kafe
hingga kamar tidur tak luput dari kreatifitas goresan tangan pria kelahiran 17
Juni ini. Hasil karyanya juga telah terpampang di beberapa tempat nongkrong yang cukup terkemuka di Medan.
Ade memulai perjalanannya sebagai pelukis mural
sejak tahun 2011 secara otodidak. Keahliannya dalam melukis mural didapat
ketika dia diajak temannya melukis dinding di suatu acara. Mengusung tema
korupsi, Ade mengangkat kritik sosial sebagai bahan dalam melukis mural
pertamanya. Sejak saat itu, pria berdarah Batak-Mandailing ini fokus untuk
mengalirkan seni melalui dinding. Saat ini, Ade telah menghasilkan beberapa
karya yang layak untuk diperhitungkan
Pria berusia 22 tahun ini menggunakan aliran lowbrow dalam setiap lukisan muralnya. Ade fokus mencoret dinding dengan objek tokoh, sosok, hingga karakter kartun tertentu. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek goresan cat Ade diantaranya, Soe Hok Gie, Trio Warkop DKI, Munir, Kartini, hingga tokoh imajinatif. Ketika melukis mural, Ade biasanya menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk satu objek. Hal tersebut tergantung pada besar dan tingkat kerumitan objek yang akan dilukis.
Pria berusia 22 tahun ini menggunakan aliran lowbrow dalam setiap lukisan muralnya. Ade fokus mencoret dinding dengan objek tokoh, sosok, hingga karakter kartun tertentu. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek goresan cat Ade diantaranya, Soe Hok Gie, Trio Warkop DKI, Munir, Kartini, hingga tokoh imajinatif. Ketika melukis mural, Ade biasanya menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk satu objek. Hal tersebut tergantung pada besar dan tingkat kerumitan objek yang akan dilukis.
“Sebelum dilukis,
biasanya dibuat dulu sketsa gambarnya pake pensil atau
bisa juga dibantu sama proyektor supaya lebih gampang,” ujar
Ade.
Dia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor
yang harus dipenuhi untuk memperindah hasil lukisan dinding, seperti detil
gambar, pemilihan kuas, hingga kualitas cat dinding yang digunakan. Bagi Ade,
mural dianggap sebagai pelampiasan hobinya. Selain itu, dia juga ingin
menyalurkan kecintaannya akan seni melalui mural yang dibuat.
Sebelum mengenal mural, Ade telah aktif dalam
menggambar sketsa, seni digital dan ilustrasi. Ade berkeinginan agar mural
dapat lebih dikenal dan diterima masyarakat, khususnya di kota Medan."Yang
penting hasil karya kita diterima, jadi orang gak cuma tau graffity aja,
tapi juga mural yang lebih punya seni lah istilahnya,” tutupnya.
Comments
Post a Comment