Fenomena Tahun Baru


Hari ini tepat tanggal 1 Januari 2014. Tidak ada yang baru pada pergantian tahun ini. Hanya saja yang beda ialah niat yang baru. Sebuah pesan yang kusampaikan kepada temanku, saat mengucapkan Selamat Tahun Baru.

Haruskah meronta-ronta dengan datangnya tahun baru ini? Bersorak - sorak, meniupkan terompet dan bergabung di suatu tempat menyaksikan kembang api yang melayang diatas sana? Mereka saling beradu, namun tak ada yang mengadu.

Aku disini bersemayam dalam sepi.  Namun tak dapat di bendung.  Berisik sekali rasanya, dimana-mana terlontar bunyinya. Suara-suara itu menjadi satu masuk ke telingaku. Suara terompet, petasan, keyboard, belum lagi suara TV di rumahku. Heboh sekali deh malam itu.

Perlu disyukuri memang hari yang masih berlanjut. Tahun yang masih melaju. Allah memberikan kesempatan kepada kita. Namun haruskah seperti ini? Masing-masing menyibukkan diri? Inikah nafsu atau ulah kita yang memang tidak ingin sendiri dan sepi?
Ntahlah, yang ku tahu ini adalah ulah. Dengan adanya hal ini semua terkena imbasnya. Bensin habis, uang negara krisis rakyat pun mengemis. Kembang api itu tidak melankolis, hanya saja kita yang sok romantis.

Comments

Popular posts from this blog

Mural, Gubrakan Baru Populerkan Seni

Kepada Mereka

Ketika Aku Termangu