Antusiasme?
Sengau saka gelimpa menerpa sekujur tubuh, menggelimang di
antara sel-sel saraf, mengingatkan kembali akan masa itu. Lelah sudah
perjalanan ini. Berhari-hari, berbulan-bulan hingga bertahun aku masih tetap
seperti ini. Emas itu seakan berada di ujung langit terbang bersama angin dan
bersembunyi di balik pelangi. Langkahku ini berat sekali, tak usai hingga saat
ini. Aku masih terpaku pada satu kondisi tertentu. Tak mampu melewati jalanan
panjang dan berliku.
“Antusiasme”
Mungkin itu adalah jawaban yang di nanti saat ini. Mungkin juga itu adalah palu pembuka paku pikiranku. Ya..mungkin saja. Namun sampai dimanakah antusiasme itu? Apakah hanya sebuah cerita singkat yang singgah di telinga? Penumbuh motivasi sementara? Dimana letak antusiasme itu?
Mungkin itu adalah jawaban yang di nanti saat ini. Mungkin juga itu adalah palu pembuka paku pikiranku. Ya..mungkin saja. Namun sampai dimanakah antusiasme itu? Apakah hanya sebuah cerita singkat yang singgah di telinga? Penumbuh motivasi sementara? Dimana letak antusiasme itu?
....
Pelajaran saat ini menumpuk di meja belajarku. Buku-buku
telah mengantri untuk dibaca. Telah lebih dari 15 tahun yang lalu aku
melakukannya. Tak ada kata bosan, ini adalah peraturan. Aku terus melakukannya
meski ada rasa keterpaksaan.
Sebenarnya aku bosan dengan sistem pembelajaran di
sekolahan. Yang hanya mengandalkan teori saja. Peraturan yang tak seimbang antara
wawasan dan bahan bacaan menjadi pesan yang pending.
Ilmu pengetahuan seakan berada di kelas saja, pikiran pun menjadi tersendat.
Belum lagi di tambah pelajaran lain yang harus diburu.
....
Antusiasme dalam kamus bahasa Indonesia artinya kegairahan;
gelora semangat; minat besar terhadap sesuatu. Ini adalah hal yang harus
dilakukan oleh setiap individu. Dimana kita melakukan apa yang kita suka, apa
yang menjadi keinginan kita terhadap sesuatu. Namun masalahnya jika aku
menginginkan sesuatu yang banyak seperti pelajaran-pelajaran di sekolah, menjadi ambigu pikiranku. Jika
aku menginginkan satu, nilaiku menjadi tak tentu. Sementara aku di haruskan
untuk meratakan semua nilai hingga memenuhi standar kelulusan agar aku bisa
naik kelas. Jalan satu-satunya hal ini harus kulakukan. Oke, aku naik kelas
dengan nilaiku yang memenuhi standar. Namun dimana ilmu pengetahuan itu? Semua
hilang. Nyata sudah, 15 tahun berlalu
seakan sia-sia. Jika begini lebih baik aku mendalami mata pelajaran tertentu,
yang aku suka. Sebenarnya apa yang harus dicari? Ilmu pengetahuan atau nilai?
Terserah kamu pilih yang mana. Yang jelas aku ingin mendalami satu bahasan
tertentu. Ini adalah antusiasme untuk diriku terhadap sesuatu.
Comments
Post a Comment